Ramai yang gaduh-gaduh antara mana yang lebih baik antara kamera DSLR ataupun MIRRORLESS. Isu ni memang dah berlarutan sejak sekian lama.

Sering kali ketika ingin membeli sebuah kamera, baik orang awam maupun seorang fotografer pasti pernah mengalami kegalauan, karena harus menentukan mana kamera yang baik dan sesuai dengan kebutuhan mereka. Pertanyaan yang sering muncul adalah apakah kamera DSLR atau kamera mirrorless yang harus dipilih? Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, ada baiknya kita mengenal lebih dalam mengenai kamera DSLR dan mirrorless.

Pengertian Kamera DSLR dan Mirrorless

Apa itu kamera DSLR? DSLR merupakan singkatan dari Digital Single Lens Reflex, di mana kamera ini menggunakan cermin untuk memantulkan cahaya dari lensa ke viewfinder atau jendela bidik, sehingga kita akan melihat sesuai dengan apa yang dilihat oleh kamera secara optikal. Apabila kita mengambil gambar, cermin tersebut akan naik dengan cepat, shutter di depan sensor gambar akan terbuka, dan cahaya akan mengenai sensor sehingga bisa dilakukan pengambilan gambar. Setelah itu, cermin dengan cepat akan kembali ke posisi semula untuk menampilkan objek di viewfinder.

23092016-1-wap

Kamera DSLR

Lalu apa bedanya dengan kamera mirrorless? Sesuai dengan namanya yang berarti “tanpa cermin”, cahaya akan melewati lensa dan langsung jatuh tepat ke sensor gambar, seperti dalam kamera pocket dan smartphone. Gambar objek akan ditampilkan pada layar LCD atau elektronik viewfinder, setelah itu baru menekan tombol shutter dan gambar pun akan tersimpan.

23092016-2-wap

Kamera Mirrorless

Walaupun berbeda dari segi fisik dan beberapa bagian, kamera DSLR maupun mirrorless masuk dalam kategori ILC (Interchangeable Lens Camera) atau kamera dengan lensa yang dapat diganti sesuka hati.

Cara Kerja Kamera DSLR dan Mirrorless

Sebenarnya, bagaimana sih cara kerja kamera DSLR dan mirrorless sehingga dapat menghasilkan hasil gambar atau foto yang baik?

Pada kamera DSLR, para pengguna dapat melihat objek yang ada di depan lensa melalui jendela bidik optik atau yang disebut dengan OVF (Optical Viewfinder) saat kamera sedang tidak dinyalakan. Ini karena mekanisme mirrorbox meneruskan cahaya dari lensa menuju pentaprisma, kemudian ke viewfinder tanpa harus mengenai sensor.

Berbeda dengan kamera DSLR, kamera mirrorless tidak memiliki OVF. Proses pembidikan gambar dapat dilakukan melalui layar LCD dan jendela bidik elektronik atau yang disebut dengan EVF (Electronic Viewfinder).

Cara kerja EVF sebenarnya sama dengan layar LCD, yaitu menyalurkan gambar lewat sensor yang aktif secara terus menerus. Tetapi penempatan dan ukurannya yang berbeda, yaitu dibuat mirip dengan jendela bidik optik untuk dibidik menggunakan sebelah mata.

EVF memiliki kelebihan dibandingkan dengan OVF, seperti pengguna bisa langsung melihat perubahan hasil exposure saat menyesuaikan parameter seperti ISO, aperture, dan white balance. Dapat juga ditambahkan overlay aneka informasi yang berguna, seperti level indicator atau histogram untuk memandu exposure.

Tetapi EVF juga memiliki beberapa kekurangan seperti lebih boros daya baterai karena kamera mirrorless harus senantiasa mengaktifkan sensor dan layar jendela bidik agar pengguna dapat melihat gambar. Selain itu, EVF pada kamera mirrorless juga akan tampak gelap ketika kamera tidak menyala. Jika kamera menyala dan sensor aktif, barulah gambar yang dilihat oleh lensa bisa ditampilkan di EVF kamera mirrorless.

Namun, baik kamera DSLR maupun mirrorless dalam membidik gambar melalui LCD,  kedua kamera tersebut menggunakan prinsip kerja yang sama, yaitu meneruskan gambar yang ditangkap sensor ke layar.

8 Pertimbangan dalam Memilih Kamera DSLR atau Mirrorless

Bagaimana? Apakah Anda masih bingung dalam memilih kamera DSLR atau mirrorless? Berikut adalah 8 pertimbangan yang dapat Anda gunakan untuk memilih kamera yang tepat sesuai dengan kebutuhan Anda, yaitu:

1. Ukuran dan Berat

Body kamera DSLR secara umum relatif lebih besar ukurannya, karena mereka harus memiliki ruang yang cukup untuk cermin dan mekanisme shutter. Selain itu, kamera DSLR juga memiliki beberapa variasi berat, seperti Canon EOS 100D dengan berat sekitar 600 gram dengan lensa zoom kit terpasang. Ada juga kamera Canon EOS 700D dengan berat 710 gram. Selain Canon, ada juga Nikon D7100 yang beratnya 1,2 kilogram, atau bahkan bisa lebih tergantung dari lensa yang digunakan.

Sementara itu, kamera mirrorless tidak memiliki cermin dan mekanik shutter, sehingga body kamera mirrorless bisa lebih kecil dari kamera DSLR dan memiliki konstruksi yang sederhana. Sebuah kamera mirrorless seperti Olympus PEN-EPL5 beratnya hanya kurang dari 450 gram termasuk lensa. Selain itu, ada juga kamera Panasonic Lumix GM1 dengan berat hanya 204 gram dan berukuran mirip kamera pocket sehingga dapat dimasukkan ke dalam kantong.

2. Kemampuan dan Akurasi Fokus

Kamera DSLR menggunakan mekanisme cermin untuk mengalihkan cahaya ke sensor khusus yang digunakan dalam proses yang disebut dengan Phase Detect Autofocus (PDAF). Sensor metering dan autofocus pada kamera DSLR masing-masing terletak di atas dan di bawah mekanisme mirrorbox. Cahaya yang masuk dari lensa dibelokkan oleh cermin mirrorbox agar ikut mengenai dua sensor ini (disamping diteruskan ke OVF) untuk melakukan pengukuran cahaya dan fokus.

Saat Anda menekan tombol shutter, barulah cermin mirrorbox terangkat sehingga cahaya bisa diteruskan ke sensor gambar utama untuk mengambil foto. Memang terkesan rumit, sehingga menyebabkan proses pembuatan kamera DSLR harus dilakukan secara presisi karena banyaknya komponen mekanik yang dilibatkan.

Sementara itu, kebanyakan kamera mirrorless harus menggunakan teknik yang relatif lebih lambat, yang disebut dengan Contrast Detect Autofocus (CDAF). Teknik ini pun juga digunakan oleh kamera pada smartphone. Sensor gambar akan menangkap satu bagian kecil dari gambar yang sedang dibidik, melakukan tes seberapa tajam itu, kemudian lensa akan melakukan fokus ulang dan tes lagi sampai mendapatkan fokus yang paling tepat atau bahasa sederhananya gerakan memaju-mundurkan mekanisme fokus sampai diperoleh gambar yang paling tajam, mirip proses fokus manual dengan tangan. Deteksi kontras sangat lambat dalam cahaya rendah dan subjek bergerak, karena gerakan objek yang cepat membingungkan kamera.

Namun, pada akhirnya para produsen kamera mirrorless telah mulai mengejar ketertinggalan dalam hal kecepatan fokus dengan menanamkan mekanisme PDAF pada sensor gambar.

Metode PDAF mampu mendeteksi jarak subjek foto berdasarkan cahaya yang masuk dari lensa, tidak harus maju-mundur terlebih dahulu seperti pada metode CDAF, kemudian langsung mengarahkan motor fokus lensa ke jarak yang sesuai. Metode inilah yang digunakan oleh sensor autofocus terpisah pada kamera DSLR sehingga bisa mengunci fokus secepat kilat dan melacak subjek bergerak atau focus tracking.

Kamera mirrorless termutakhir saat ini seperti Sony Alpha A6300 dan Fujifilm X-T2 yang dibekali dengan teknologi PDAF pada sensor gambarnya, bisa dibilang sudah mampu menandingi kamera DSLR dalam hal kecepatan fokus dan pelacakan subjek bergerak.

3. Kualitas Viewfinder

Kelebihan OVF pada kamera DSLR yaitu kita dapat melihat gambar secara optikal langsung, kualitasnya yang lebih jernih, responsif dan lebih cerah apabila dibandingkan dengan EVF.

Sementara itu, kamera mirrorless harus menangkap preview gambar pada layar LCD dan atau EVF. Ketika menggunakan LCD di siang hari yang cukup terik, akan lumayan sulit untuk menangkap preview gambar. Meskipun begitu, EVF pada kamera mirrorless generasi sekarang sudah jauh lebih baik, responsif, cerah, preview gambar yang tampil akan sama dengan yang disimpan nantinya dan banyak informasi yang dapat ditampilkan seperti ISO, aperture, white balance dan sebagainya.

Namun, tidak semua kamera mirrorless memiliki EVF, hanya sebagian di kelas high-end saja. Selain itu, teknologi EVF diyakini akan semakin baik, sehingga mampu menyamai kejernihan OVF dengan ukuran dan kebutuhan ruang yang jauh lebih kecil.

4. Image Stabilization

Baik kamera DSLR maupun mirrorless terdapat fitur stabilisasi gambar, di mana kamera akan mengurangi blur pada foto yang disebabkan tangan bergoyang atau bergetar saat memegang kamera. Kedua jenis kamera ini melakukannya dengan teknik menggeser sebagian kecil bagian dari optik lensa dan juga dapat dilakukan dengan menggeser sensor gambar utama.

5. Kualitas Gambar

Kamera DSLR memiliki kualitas gambar yang baik, karena pada umumnya memiliki sensor gambar yang cukup besar dan prosesor gambar yang mempuni. Selain itu, ada juga kamera DSLR high-end yang menggunakan sensor sangat besar yang disebut dengan full frame sensor, sehingga memberikan kamera DSLR dengan keunggulan high-end.

Sementara itu, awalnya kamera mirrorless menawarkan gambar berkualitas lebih rendah daripada kamera DSLR, dengan lebih banyak noise (graininess) dan warna yang lebih buruk, karena generasi pertama kamera mirrorless menggunakan sensor gambar yang lebih kecil sehingga tidak dapat menangkap cahaya dengan optimal.

Namun produsen kamera mirrorless saat ini telah menemukan cara untuk mengurangi noise, dengan menggunakan sensor yang lebih baik serta lebih besar dan prosesor gambar yang lebih mempuni, sehingga tidak ada perbedaan nyata dalam kualitas gambar apabila dibandingkan kamera DSLR. Salah satu contohnya adalah brand Sony yang sudah mengeluarkan kamera mirrorless dengan sensor full-frame, yaitu Sony A7 dan Sony A7R.

6. Gambar dan Video Playback

Ketika ingin menampilkan gambar atau video yang telah diambil atau dishoot, baik kamera DSLR maupun mirrorless dapat menggunakan layar LCD atau output HDMI yang dihubungkan ke televisi Anda.

Meskipun memiliki body yang lebih kecil, sebagian besar kamera mirrorless menggunakan ukuran layar LCD yang umum ditemukan pada kamera DSLR, yaitu 3-inch.

7. Lensa dan Aksesoris

Dalam memilih sebuah kamera, Anda perlu mempertimbangkan berbagai lensa dan aksesoris yang tersedia untuk sistem kamera tersebut, karena tidak semua lensa dan aksesoris cocok untuk sebuah kamera yang Anda gunakan.

Untuk kamera DSLR, Anda akan disuguhkan dengan berbagai macam pilihan lensa dan aksesoris dari sejumlah produsen terkemuka, mulai dari harga yang terjangkau hingga yang paling tinggi, tergantung dari kebutuhan Anda. Tetapi Anda tidak dapat menggunakan lensa Micro Four Thirds (MFT) yang biasa digunakan oleh kamera mirrorless pada kamera DSLR.

Begitu juga dengan kamera mirrorless, penghilangan mirrorbox berdampak pada flange focal distance atau jarak dari dudukan lensa ke sensor gambar yang ikut terpangkas. Akibatnya, meski sebagian besar dari produsen kamera mirrorless juga memproduksi atau setidaknya pernah memproduksi DSLR, mereka tidak bisa seenaknya memasangkan lensa DSLR dengan kamera mirrorless.

Oleh karena itu, perlu dibuat lini lensa baru yang khusus didesain untuk kamera mirrorless, demi menyesuaikan dengan flange focal distance yang lebih pendek dan juga dengan mekanisme fokus langsung dari sensor. Solusinya adalah dengan menggunakan bantuan adapter. Adapter ini berfungsi untuk menambah jarak antara dudukan lensa dengan sensor gambar untuk mengkompensasi flange focal distance yang terpangkas.

Dalam kebanyakan kasus, penggunaan adapter menghilangkan fungsi-fungsi khusus dari lensa, seperti autofocus dan image stabilizer. Namun ada juga adapter khusus yang mampu menyalakan fungsi-fungsi tersebut lewat kamera mirrorless, misalnya seperti yang dimiliki kamera mirrorless seri EOS-M buatan Canon.

8. Pilihan yang Tersedia

Saat ini kebanyakan kamera mirrorless yang beredar memiliki 2 pola atau bentuk. Pola pertama yaitu kamera mirrorless dengan bentuk yang lebih sederhana dan tanpa viewfinder ini dikenal dengan sebutan rangefinder style, mengacu pada kamera rangefinder jadul yang berbentuk persegi panjang. Kamera mirrorless dengan pola rangefinder style ini biasanya ditujukan bagi pengguna awam yang hanya mengandalkan layar LCD (biasanya layar sentuh) untuk keperluan membidik gambar.

Pola kedua yaitu kamera mirrorless yang dilengkapi dengan layar LCD dan juga EVF di pojok kiri atau tengah atas kamera, sehingga pengguna memiliki kebebasan dalam keperluan membidik gambar.

Dari dua pola atau bentuk di atas, kamera mirrorless sudah lebih beragam daripada kamera DSLR yang rata-rata mengusung bentuk serupa, identik dengan menggunakan viewfinder, handgrip, dan body montok.

Selain itu, jumlah produsen yang mencoba peruntungan di sektor kamera mirrorless lebih banyak apabila dibandingkan dengan produsen kamera DSLR yang banyak didominasi oleh Canon dan Nikon.

Ada Panasonic, Olympus, Sony, Fujifilm, dan juga Leica yang lensanya bisa saling diganti, di samping dua pemain lama yaitu Canon dan Nikon. Ragam aksesoris seperti flashgun dan mikrofon yang bisa dipasangkan dengan kamera mirrorless pun sudah banyak beredar.

Ukuran sensor yang bisa dipilih pun juga lebih bervariasi. Apabila Anda ingin lensa yang mungil atau kecil, ada produsen yang membuat kamera mirrorless dengan sensor sebesar 1 inch atau Micro Four Thirds (MFT). Apabila Anda ingin lensa yang dapat menghasilkan kualitas gambar yang maksimal, ada produsen kamera mirrorless dengan sensor berukuran APS-C dan full-frame.

Satu hal yang mungkin masih menjadi batu sandungan dari kamera mirrorless adalah ketersediaan jenis lensa yang belum sebanyak lensa kamera DSLR, terutama untuk seri lensa profesional, super tele atau specialized lens seperti tilt-shift, meskipun kendala ini lumayan bisa diatasi dengan memakai adapter lensa.

Kelebihan dari Kamera DSLR dan Mirrorless

Selain 8 pertimbangan di atas, berikut adalah beberapa kelebihan dari kamera DSLR dan Mirrorless, yaitu:

Kekurangan dari Kamera DSLR dan Mirrorless

Berikut adalah beberapa kekurangan dari kamera DSLR dan Mirrorless, yaitu:

Kesimpulan

Setelah membaca dan mengetahui berbagai macam penjabaran di atas, apakah Anda sudah tahu pilihan mana yang akan Anda ambil? Apakah kamera DSLR? Atau kamera mirrorless? Mana yang lebih baik?

Jawabannya adalah tidak ada yang lebih baik, kedua-duanya memiliki fungsinya masing-masing sesuai dengan kebutuhan Anda. Kedua jenis kamera ini saling melengkapi dan juga memiliki poin plus serta minus pada masing-masing kamera.

Untuk Anda yang ingin memotret atau mengambil gambar berbagai kegiatan yang membutuhkan fokus atau continuous shooting yang cepat, lebih baik Anda menggunakan kamera DSLR. Selain itu, apabila Anda suka menggunakan lensa tele yang berukuran relatif panjang, kamera DSLR sangat ideal untuk menopangnya. Body-nya yang besar dan berat, justu akan menimbulkan feel yang berbeda bagi seorang fotografer. Baterai dari kamera DSLR pun untuk saat ini bisa dibilang lebih irit jika dibandingkan dengan kamera mirrorless karena kamera mirrorless memakan banyak daya baterai ketika ingin mengambil atau membidik sebuah gambar, sebab kamera mirrorless menggunakan EVF (Electronic Viewfinder) dan atau layar LCD.

Tetapi jika Anda adalah seorang yang senang jalan-jalan atau berpergian jauh dan selalu mengabadikan setiap momen dengan memotret atau mengambil gambar tanpa ingin repot, kamera mirrorless adalah pilihan yang sangat tepat. Berat dan ukurannya yang kecil serta pas tentu tidak akan terlalu mengganggu kegiatan Anda dan Anda tetap mendapatkan hasil dengan kualitas yang mirip dengan DSLR.

Untuk masalah harga, kedua jenis kamera ini memiliki harga yang hampir sama (dalam level yang sama), sehingga kita tidak dapat membandingkan kedua jenis kamera ini dari segi harga.